Wednesday, October 2, 2013

Psikologi Sastra


A.    Hakikat Novel Sebagai Karya Sastra
Novel merupakan karya sastra yang memiliki ciri khas yang berbeda dengan karya sastra lainnya. Novel diartikan sebagai prosa naratif yang bersifat imajiner, namun masuk akal dan mengandung kebenaran yang mendramatisasikan hubungan antar manusia. Dalam novel, pengarang dapat mengemukakan sesuatu secara bebas dan melibatkan permasalahan yang kompleks, termasuk juga unsur cerita yang membangun novel.
Sebagai salah satu jenis sastra, novel dibentuk oleh unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik adalah unsur-unsur formal yang membangun sebuah karya sastra dari dalam secara inheren. Unsur-unsur tersebut adalah tema, plot, amanat, perwatakan, latar, dan pusat pengisahan atau sudut pandang. Unsur ekstrinsik adalah unsur yang berada di luar teks yang berpengaruh terhadap teks itu sendiri. Unsur-unsur tersebut antara lain psikologi, sosiologi, filsafat, postmodernisme dan biografi pengarang.
B.     Psikologi Dalam Sastra
Pendekatan psikologi dalam studi sastra adalah suatu pendekatan yang berlandaskan pada teori-teori psikologi (Hardjana, 1995: 95). Pengaruh dari ilmu kemasyarakatan dan psikologi dalam studi sastra, mengakibatkan munculnya dua pendekatan baru, yatiu: 1) pendekatan sosiologi yang memanfaatkan teori sosiologi, dan 2) pendekatan psikologi yang memanfaatkan ilmu psikologi, termasuk di dalamnya pendekatan mitos (Hardjana, 1995: 59).
Pendekatan psikologi dalam karya sastra adalah pendekatan penelaahan sastra yang menekankan pada segi-segi psikologis yang terdapat dalam suatu karya sastra. Wellek dan Warren (1989: 90) menjelaskan tentang masuknya psikologi dalam bidang kritik sastra malalui empat pendekatan, yaitu: 1) pendekatan psikologi terhadap proses penciptaan sastra, 2) pendekatan psikologi terhadap pengarangnya, 3) pendekatan psikologi terhadap ajaran atau kaidah yang ditimba dari karya sasra, 4) pendekatan psikologi terhadap pengaruh karya sastra bagi pembacanya. Dengan menggunakan pengetahuan psikologi, maka penganalisian tokoh-tokoh dalam novel bisa disesuaikan dengan apa yang diketahui tentang aspek-aspek kejiwaan manusia. Manfaat lain psikologi dalam karya sastra terutama bagipara sastrawan adalah pengetahuan tentang psikologi yang dimilikinya akan mendorong kesungguhan dalam menguraikan gambaran watak dan mendorong mereka untuk lebih cermat dalam menggambarkan pergolakan jiwa tokoh-tokoh cerita mereka.
C.    Teori Psikologi
Ilmu psikologi dibedakan menjadi psikologi umum dan psikologi khusus. Psikologi umum adalah psikologi yang mempelajari dan menyelidiki kegiatan atau aktifitas psikis manusia pada umumnya, yang dewasa, yang normal, dan yang beradab (berkultur). Psikologi umum berusaha mencari dalil-dalil yang bersifat umum dari kegiatan atau aktifitas-aktifitas psikis. Psikologi umum memandang manusia seakan-akan terlepas dari manusia lain (Walgito melalui Pipit Dwi Komariah, 1997: 19). Psikologi khusus adalah psikologi yang mempelajari dan menyelidiki segi-segi kekhususan dari aktifitas-aktifitas psikis manusia.
Psikologi khusus terdiri atas psikologi kepribadian, psikologi perkembangan, dan psikologi sosial. Berikut penjelasannya:
1.      Psikologi Kepribadian
Psikologi kepribadian adalah psikologi yang membahas kepribadian secara utuh. Psikologi kepribadian mempelajari seluruh pribadi manusia, bukan hanya pikiran atau perasaannya saja tetapi juga kehidupannya secara keseluruhan sebagai paduan antara kehidupan jasmani dan rohani (Sujanto melalui Pipit Dwi Komariah, 1986: 2). Pribadi itu dapat berubah, oleh karena itu pribadi manusia dapat dipengaruhi oleh sesuatu, sehingga sering ada usaha untuk membentuk pribadi atau mendidik pribadi anak.
2.      Psikologi Perkembangan
Psikologi perkembangan adalah psikologi yang membicarakan perkembangan manusia dari masa bayi sampai tua. Objek psikologi perkembangan adalah perkembangan manusia sebagai individu. Perkembangan psikologik merupakan suatu proses yang dinamik. Dalam proses tersebut sifat individu dan sifat lingkungan, akhirnya menentukan tingkah laku apa yang akan diaktualisasi dan dimanifestasi.
3.      Psikologi Sosial
Psikologi sosial adalah ilmu yang menguraikan dan menerangkan kegiatan-kegiatan manusia, khususnya kegiatan-kegiatan dalam hubungannya dengan situasi sosial. Situasi sosial ini adalah situasi yang di dalamnya terdapat interaksi atau hubungan timbal balik antar orang maupun antar orang dengan hasil kebudayaan orang. 

Hakikat Sosiologi Sastra


A.    Hakikat Sosiologi Sastra
Sosiologi sastra terdiri atas dua kata, yaitu sosiologi dan sastra. Menurut Soerjono Sukanto (1970), sosiologi adalah ilmu yang memusatkan perhatian pada segi-segi kemasyarakatan yang bersifat umum dan berusaha untuk mendapatkan pola-pola umum kehidupan masyarakat. Sedangkan sastra adalah kumpulan alat untuk mengajar, buku petunjuk atau buku pengajaran yang baik. Makna kata sastra bersifat lebih spesifik sesudaah terbentuk menjadi kata jadian, yaitu kesusastraan, artinya kumpulan hasil karya yang baik.
Sosiologi dan sastra memiliki objek kajian yang sama, yaitu manusia dalam masyarakat, memahami hubungan antar manusia dan proses yang timbul dari hubungan antar manusia tersebut dalam masyarakat. Bedanya, sosiologi melakukan telaah secara objektif dan ilmiah sedangkan sastra melakukan telaah secara subjektif dan personal.
Swingewood (1972), memandang adanya dua corak penyelidikan sosiologi yang mengunakan data sastra. Yang  pertama, penyelidikan yang bermula dari lingkungan sosial untuk masuk kepada hubungan sastra dengan faktor di luar sastra yang terbayang dalam karya sastra. Kedua, penyelidikan yang menghubungkan struktur karya sastra kepada genre dan masyarakat tertentu.
Sapardi Djoko Damono (1979), salah seorang ilmuwan yang mengembangkan pendekatan sosiologi sastra di Indonesia, bahwa karya sastra tidak jatuh begitu saja dari langit, tetapi selalu ada hubungan antara sastrawan, sastra, dan masyarakat. Oleh karena itu, pemahaman terhadap karya satra pun harus selalu menempatkannya dalam bingkai yang tak terpisahkan dengan berbagai variable tersebut: pengarang sebagai anggota masyarakat, kondisi sosial budaya, politik, ekonomi yang ikut berperan dalam melahirkan karya sastra, serta pembaca yang akan membaca, menikmati, serta memanfaatkan karya sastra tersebut.
B.     Karya Sastra dalam Perspektif Sosiologi Sastra
Sastra dianggap sebagai salah satu fenomena sosial budaya, sebagai produk masyarakat.  Pengarang, sebagai pencipta karya sastra adalah anggota masyarakat. Dalam menciptakan karya sastra, tentu dia juga tidak dapat terlepas dari masyarakat tempatnya hidup, sehingga apa yang digambarkan dalam karya sastra pun sering kali merupakan representasi dari realitas yang terjadi dalam masyarakat. Demikian juga, pembaca yang menikmati karya sastra. Pembaca pun merupakan anggota masyarakat, dengan sejumlah aspek dan latar belakang sosial budaya, poltik, dan psikologi yang ikut berpengaruh dalam memilih bacaan maupun memaknai karya yang dibacanya.
Bertolak dari hal tersebut, maka dalam perspektif sosiologi sastra, karya sastra antara lain dapat dipandang sebagai  produk masyarakat, sebagai sarana menggambarkan kembali (representasi) realitas dalam masyarakat. Sastra juga dapat menjadi dokumen dari realitas sosial budaya, maupun politik yang terjadi dalam masyarakat pada masa tertentu. Di samping itu, sastra juga dapat menjadi sarana untuk menyampaikan nilai-nilai ataupun ideologi tertentu pada masyarakat pembaca. Bahkan, sastra juga sangat mungkin menjadi alat melawan kebiadaban atau ketidakadilan dengan mewartakan nilai-nilai yang humanis. Uraian berbagai macam varian sosiologi sastra pada bab berikutnya, akan menjelaskan berbagai macam perspektif sosiologi sastra dalam memandang keberadaan karya sastra.